Berdakwah - Jika dalam satu hadist Rasulullah SAW
pernah menyampaikan kalau kebanyakan penghuni neraka yaitu wanita, bukanlah bermakna beberapa pria dapat tenang demikian saja. Sungguh ada kelompok pria yang perlu menanggung derita di neraka karena meremehkan tanggungjawabnya pada wanita.
Mereka yaitu pria yang tidak mempedulikan anak-anaknya, atau sebagai suami yang tidak melindungi istrinya, sebagai saudara yang tidak melindungi kehormatan saudainya, serta seseorang putra yang orang tuanya telah tuan, namun tidak melindungi serta merawatnya dengan baik. Di bawah ini uraian dari kelompok pria yang masuk neraka
Hindari! Inilah 4 Golongan Pria Yang Masuk Neraka Walaupun Telah Beribadah
1. Ayah Durhaka
Kelompok pria pertama yang masuk neraka yaitu ayah yang tidak bertanggungjawab pada anak-anaknya. Ayah bukanlah sekedar hanya pasangan dari ibu, bapak bukan hanya mesin ATM, kemudian usai masalah, bapak tidaklah sosok asing dirumah yang bicara sekedarnya, atau cuma dibutuhkan Ayah adalah pria yang bertanggungjawab pada keluarga, istri serta putra-putrinya. Bukan sekedar bertanggungjawab pada, namun juga akhlaknya, pendidikan, serta kesuksesan dunia serta akhirat. Berikut pesan Rasulullah SAW dalam sabdanya
“Setiap anda yaitu pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban pada apa yang dipimpin, Seseorang lelaki yaitu pemimpin untuk anggota keluarganya, serta Ia akan dimintai pertanggungjawaban pada apa yang sudah dipimpinnya atas mereka. ” (HR. Muslim)
Sesaat dalam Alquran, Allah juga sudah menggariskan pekerjaan setiap orang beriman.
“Hai beberapa orang yang beriman, peliharalah dirimu serta keluargamu atas api neraka yang bahan bakarnya yaitu manusia serta batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras serta tidak mendurhakai Allah pada apa yang diperintahkan-Nya pada mereka yang senantiasa kerjakan apa yang diperintahkan, ” (QS. At Tahrim : 6)
Bapak adalah benteng penjaga untuk putra-putrinya dari perbuatan maksiat serta dosa. Jangan sampai seseorang bapak kehilangan kepekaan iman, hingga membiarkan anggota keluarganya larut dalam gelimang maksiat serta dosa. Atau yang lebih parah Ia sendiri yang menjerumuskan istri serta anak-anaknya dalam dosa. Ada ancaman yang begitu berat pada ayah yang tidak peduli pada agama serta akhlaq putra putrinya.
Seperti ayah yang tidak perduli dengan baju anak-anaknya, membiarkan auratnya terbuka serta jadi pemandangan umum. Atau seseorang bapak yang membiarkan anaknya pergi berdua-duaan dengan lelaki lain yang bukanlah muhrimnya. Beberapa pria seperti ini dimaksud dayyus, serta dayyus termasuk juga terancam orang yang tidak masuk surga. Bila surga tidak terima, tentu neraka lah tempat kembalinya.
Tiga golongan yang Allah haramkan surga atas mereka yaitu pecandu khamr, durhaka pada orangtua serta dayus, yaitu orang yang tidak cemburu saat bermaksiat orang bermaksiat dengan keluarganya. (HR Ahmad)
Ancaman pada ayah sebagai dayus sejatinya mempunyai tujuan supaya mereka jadi pemimpin yang baik untuk anggota keluarga yang lain. Hari-hari ini, banyak bapak yang terasa tanggungjawab serta pengasuhan anak seutuhnya ada di Ibu. Ia telah terasa cukup penuhi mereka dengan beragam sarana.
2. Suami yang Dzalim
Kelompok ke-2 yang akan jadi penghuni neraka yakni suami yang durhaka serta dzalim pada istrinya. Istri adalah amanah yang dititipkan walinya pada seseorang pria yang bernama suami. Wali wanita itu tentu ingin melepas anak, saudara mereka karena mereka yakin suaminya bisa melindungi anak serta saudara mereka dengan baik.
Pesan berbuat baik pada wanita bukanlah saja harapan tiap-tiap wali, namun perintah yang jelas ditegaskan oleh Allah serta Rasul-Nya dalam kitab serta sunnah.
.... Serta bergaullah dengan mereka dengan cara baik, lalu apabila anda tidak suka pada mereka, jadi bersabarlah lantaran mungkin saja anda tidak menyukai suatu hal, walau sebenarnya Allah
jadikan padanya kebaikan yang banyak. (Q. S Annisa : 19).
Termasuk dalam hal yang baik yaitu, baik dalam bertutur kata, baik memperlakukannya, tidak bermuka masam saat bertemu, begitu juga baik dalam nafkah. Bergaul dengan baik, bermakna juga persamaan serta kesetaraan. Berarti suami akan memperoleh perlakuan baik dari istri saat suami
memperlakukan istrinya dengan baik. Bahkan suami disuruh bersabar, terima kekurangan dari istrinya. Juga saat istri, tidak melakukan kewajibannya dengan maksimal.
“Janganlah suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Bila dia tak suka pada satu akhlak darinya, dia
tentu menyukai akhlak lain darinya” (HR Muslim).
Adalah hak istri untuk memperoleh nafkah dari suaminya, baik itu pangannya, bajunya, rumahnya serta semua keperluan yang disesuikan dengan kekuatan suami serta status istri. Bahkan dalam hal pangan, hak istri untuk mendapatkan makanan siap santap dari suaminya, demikian juga perlu rumah. Beberapa pakar fiqih mengatakan, rumah untuk istri, haruslah spesial untuk istri itu tak bisa bercampur dengan keluarga yang lain. Apabila istrinya berasal dari kelompok ada yang umum dilayani dengan pembantu, jadi haknya juga untuk mendapatkan pembantu yang disediakan oleh sang suami.
Adalah satu kedzaliman, bila suami memiliki kelapangan ekonomi namun kikir pada istrinya. Bahkan condong mengebiri hak-haknya Sifat kikir sangat dicela Allah serta Rasul-Nya. Terlebih bila itu dilakukan pada orang yang memiliki hak, seperti istri. Oleh sebab itu, dalam masalah suami yang dapat namun kikir, Rasulullah SAW berikan keringanan atas istri untuk mengambil harta suami sewajarnya, walau dengan diam-diam. Hal ini tak dikira pencurian, karena Ia mempunyai hak pada harta suami.
Sungguh pria sejati yang menafkahi keluarga dari keringatnya sendiri, seseorang pria sejati tak berikan beban pada istrinya untuk mencari nafkah terlebih hingga tergantung pada pemberian istri, ini mencerminkan tanggungjawab serta kepemimpinan yang lemah.
Tidaklah seseorang hamba dibebankan tanggungjawab untuk lalu dia abai, tetapi dia tak mencium aroma surga (HR Bukhari).
3. Saudara Laki-Laki yang Tidak Bertanggungjawab
Golongan lelaki yang tidak masuk surga yaitu saudara lelaki, sebab bila ayahnya sudah tidak ada, tanggungjawab melindungi seseorang wanita yaitu saudara lelakinya. Termasuk dalam soal ini paman, bila mereka cuma mementingkan keluarganya saja, sesaat adik atau keponakannya dilewatkan jauh dari ajaran Islam, jadi tunggu ancaman neraka di akhirat nantinya.
Saudara lelaki mempunyai kewajibann yang menempel pada saudara-saudara perempuannya. Dari mulai mendidik, menyayangi, membuat perlindungan, serta membela mereka. Bila bapak sudah wafat, jadi saudara lelaki bertindak sebagai pengganti bapak, harus memberi nafkah pada saudara wanita yang belum menikah atau yang menjanda bila mereka tak dapat.
Saudara wanita harus mentaati serta menghormati saudara lelakinya. Bila janda itu mempunyai anak, jadi anak itu yang harus memberi nafkahnya yaitu ayahnya, bila Bapak sudah meninggal dunia jadi kakek dari bapak atau saudara dari bapak yang harus berikan nafkah pada anak-anak janda itu.
Saudara lelaki yang menelantarkan saudara wanita, jadi Ia sudah durhaka pada orangtuanya. Pekerjaan lain dari saudara lelaki yaitu melindungi harta saudara perempuannya, janganlah jadi mengkhianatinya dengan merampas hartanya. Ia juga tak bisa menghalang-halangi bila ada orang baik yang melamar saudarinya.
4. Anak Lelaki yang Tak Menjaga Orangtuanya
Kelompok pria ke empat yang masuk neraka lantaran tidak berhasil menggerakkan tugasnya yaitu anak lelaki.
“Seorang lelaki datang pada Rasulullah lantas ajukan pertanyaan, Wahai Rasulullah siapakah orang yang palign memiliki hak saya pergauli dengan sebaik-baiknya? ”Sabdanya, “Ibumu” Ia lantas ajukan pertanyaan “kemudian siapa? ” Sabdanya “Ibumu” “kemudian siapa lagi? ” Sabdanya “Ibumu”, “Kemudian siapa lagi”, Sabdanya “Ayahmu” (HR. Muslim).
Dengan cara spesial, Islam mengutamakan hak ibu pada lelaki kandungnya, kenapa pada anak wanita kandungnya tak. Lantaran sesudah anak wanita menikah Ia lebih berkewajiban mentaati suaminya di banding Ibunya, sedang anak lelaki walau telah menikah, tak kurangi kewajibannya untuk berbakti pada orangtuanya. Serta berbakti pada Ibu lebih di dahulukan daripada pada istrinya. Jadi dedikasi anak lelaki pada Ibu kandungnya tak putus, namun dedikasi anak wanita lebih paling utama pada suaminya. Oleh Karenanya, anak lelaki lebih terikat pada Ibunya di banding anak wanita. Lelaki harus menafkahi istri serta anaknya, serta harus memerhatikan nasib ibu kandungnya. Bila ibunya tak dapat, jadi keharusan nafkahnya juga jadi tanggungjawabnya. Seseorang Istri harus juga mengerti kalau keharusan suami juga pada ibu kandungnya, jadi beberapa istri doronglah suami untuk lebih berbakti pada Ibunya.
Orang-orang yang durhaka pada Ibu bapaknya, Allah bakal turunkan siksanya didunia ini. Tidak harus menunggu menanti di alam kuburAtau di akhirat, siksaan itu beragam jenis memiliki bentuk, dapat permasalahan keluarga yang tidak kunjung usai, anak-anak yg tidak dapat diarahkan, rejeki yang tidak kunjung datang serta lain sebagainya. Jadi utama untuk anak lelaki untuk memperhatiakan Ibu kandungnya. Itu telah jadi pekerjaan serta tanggungjawabnya jangan pernah pekerjaan ini dilalaikan sebagai penyebabnya Ia terperosok ke neraka.
sumber; www.pusatartikelpilihan.com
Adalah hak istri untuk memperoleh nafkah dari suaminya, baik itu pangannya, bajunya, rumahnya serta semua keperluan yang disesuikan dengan kekuatan suami serta status istri. Bahkan dalam hal pangan, hak istri untuk mendapatkan makanan siap santap dari suaminya, demikian juga perlu rumah. Beberapa pakar fiqih mengatakan, rumah untuk istri, haruslah spesial untuk istri itu tak bisa bercampur dengan keluarga yang lain. Apabila istrinya berasal dari kelompok ada yang umum dilayani dengan pembantu, jadi haknya juga untuk mendapatkan pembantu yang disediakan oleh sang suami.
Adalah satu kedzaliman, bila suami memiliki kelapangan ekonomi namun kikir pada istrinya. Bahkan condong mengebiri hak-haknya Sifat kikir sangat dicela Allah serta Rasul-Nya. Terlebih bila itu dilakukan pada orang yang memiliki hak, seperti istri. Oleh sebab itu, dalam masalah suami yang dapat namun kikir, Rasulullah SAW berikan keringanan atas istri untuk mengambil harta suami sewajarnya, walau dengan diam-diam. Hal ini tak dikira pencurian, karena Ia mempunyai hak pada harta suami.
Sungguh pria sejati yang menafkahi keluarga dari keringatnya sendiri, seseorang pria sejati tak berikan beban pada istrinya untuk mencari nafkah terlebih hingga tergantung pada pemberian istri, ini mencerminkan tanggungjawab serta kepemimpinan yang lemah.
Tidaklah seseorang hamba dibebankan tanggungjawab untuk lalu dia abai, tetapi dia tak mencium aroma surga (HR Bukhari).
3. Saudara Laki-Laki yang Tidak Bertanggungjawab
Golongan lelaki yang tidak masuk surga yaitu saudara lelaki, sebab bila ayahnya sudah tidak ada, tanggungjawab melindungi seseorang wanita yaitu saudara lelakinya. Termasuk dalam soal ini paman, bila mereka cuma mementingkan keluarganya saja, sesaat adik atau keponakannya dilewatkan jauh dari ajaran Islam, jadi tunggu ancaman neraka di akhirat nantinya.
Saudara lelaki mempunyai kewajibann yang menempel pada saudara-saudara perempuannya. Dari mulai mendidik, menyayangi, membuat perlindungan, serta membela mereka. Bila bapak sudah wafat, jadi saudara lelaki bertindak sebagai pengganti bapak, harus memberi nafkah pada saudara wanita yang belum menikah atau yang menjanda bila mereka tak dapat.
Saudara wanita harus mentaati serta menghormati saudara lelakinya. Bila janda itu mempunyai anak, jadi anak itu yang harus memberi nafkahnya yaitu ayahnya, bila Bapak sudah meninggal dunia jadi kakek dari bapak atau saudara dari bapak yang harus berikan nafkah pada anak-anak janda itu.
Saudara lelaki yang menelantarkan saudara wanita, jadi Ia sudah durhaka pada orangtuanya. Pekerjaan lain dari saudara lelaki yaitu melindungi harta saudara perempuannya, janganlah jadi mengkhianatinya dengan merampas hartanya. Ia juga tak bisa menghalang-halangi bila ada orang baik yang melamar saudarinya.
4. Anak Lelaki yang Tak Menjaga Orangtuanya
Kelompok pria ke empat yang masuk neraka lantaran tidak berhasil menggerakkan tugasnya yaitu anak lelaki.
“Seorang lelaki datang pada Rasulullah lantas ajukan pertanyaan, Wahai Rasulullah siapakah orang yang palign memiliki hak saya pergauli dengan sebaik-baiknya? ”Sabdanya, “Ibumu” Ia lantas ajukan pertanyaan “kemudian siapa? ” Sabdanya “Ibumu” “kemudian siapa lagi? ” Sabdanya “Ibumu”, “Kemudian siapa lagi”, Sabdanya “Ayahmu” (HR. Muslim).
Dengan cara spesial, Islam mengutamakan hak ibu pada lelaki kandungnya, kenapa pada anak wanita kandungnya tak. Lantaran sesudah anak wanita menikah Ia lebih berkewajiban mentaati suaminya di banding Ibunya, sedang anak lelaki walau telah menikah, tak kurangi kewajibannya untuk berbakti pada orangtuanya. Serta berbakti pada Ibu lebih di dahulukan daripada pada istrinya. Jadi dedikasi anak lelaki pada Ibu kandungnya tak putus, namun dedikasi anak wanita lebih paling utama pada suaminya. Oleh Karenanya, anak lelaki lebih terikat pada Ibunya di banding anak wanita. Lelaki harus menafkahi istri serta anaknya, serta harus memerhatikan nasib ibu kandungnya. Bila ibunya tak dapat, jadi keharusan nafkahnya juga jadi tanggungjawabnya. Seseorang Istri harus juga mengerti kalau keharusan suami juga pada ibu kandungnya, jadi beberapa istri doronglah suami untuk lebih berbakti pada Ibunya.
Orang-orang yang durhaka pada Ibu bapaknya, Allah bakal turunkan siksanya didunia ini. Tidak harus menunggu menanti di alam kuburAtau di akhirat, siksaan itu beragam jenis memiliki bentuk, dapat permasalahan keluarga yang tidak kunjung usai, anak-anak yg tidak dapat diarahkan, rejeki yang tidak kunjung datang serta lain sebagainya. Jadi utama untuk anak lelaki untuk memperhatiakan Ibu kandungnya. Itu telah jadi pekerjaan serta tanggungjawabnya jangan pernah pekerjaan ini dilalaikan sebagai penyebabnya Ia terperosok ke neraka.
sumber; www.pusatartikelpilihan.com
0 komentar:
Posting Komentar